Sukaa
banget penjelasan Bang Darwis tere liye berikut tentang poligami, simple dan langsung
mengena...
Punya
istri berapa?
Ada
sebuah sunnah Nabi yang syaratnya berat sekali.
Bahkan
sebenarnya, tidak ada manusia yang bisa
mencukupi
syaratnya dengan sempurna, kecuali Nabi
sendiri.
Bersikap adil ! Itu syarat paling berat diantara
yang
paling berat, ketika seseorang memutuskan
memiliki
istri lebih dari satu.
Siapa sih yang PD-nya bisa
Siapa sih yang PD-nya bisa
bilang
bersikap adil? Rasa-rasanya adil, berusaha
sekuat
tenaga adil, dan semoga Allah menilainya
memang
adil, hanya itu yang bisa dilakukan. Kalau
mengklaim
saya bisa adil, itu sepertinya berlebihan.
Nah,
saya tidak akan membahas soal adil ini panjang
lebar,
tidak produktif, hanya berdebat. Saya akan
menuliskan
hal-hal kecil yang mungkin menarik untuk
dipikirkan.
Here we go:
Bahwa,
menurut hemat saya, jika seseorang
memutuskan
memiliki istri lebih dari dua, maka berikut
adalah
hal2 yang seharusnya dilakukan kalau dia
memang
mengaku adil:
1.
Di umumkan ke khalayak ramai.
Kenapa
sih orang2 menutupi fakta menikah? Kan ganjil
sekali,
menikah tapi diam-diam. Di mana-mana,
pernikahan
itu diumumkan, diberitahu ke teman,
tetangga,
kolega, dsbgnya. Sekali sebuah pernikahan
dilakukan
diam-diam, maka cenderung bermasalah niat
dan
tujuannya. Sayangnya, dalam setiap kasus yang
ramai,
sedikit sekali orang yang bersedia mengakui dan
bilang
ke khalayak ramai istri-istrinya. Akan berbeda
ceritanya
kalau jauh2 hari bilang, dirayakan. Coba cek
riwayat
Nabi, para sahabat, tidak ada satupun
pernikahan
yang ditutupi, semua orang tahu, sejarah
mencatatnya.
Memiliki
istri lebih dari satu itu sunnah Rasul, jadi tidak
perlu
malu. Itu sama sekali bukan dosa, tidak aib. Tapi
jika
yang bersangkutan merasa malu, nanti kenapa-
napa,
takut nggak ngetop lagi, menjaga image, maka
dia
membalik logika ini jadi terbalik sekali. Orang2 yang
yakin
itu sunnah Rasul, bersedia menanggung
resikonya--di
tengah paham monogami yang amat
kental.
Dia bersedia mengakuinya, bahkan
mengumumkannya--di
tengah masyarakat yang
cenderung
monogami.
2.
Memiliki alasan yang kokoh ketika punya istri lebih
dari
satu.
Dari istri2 Rasul Allah, patut diketahui, lebih banyak
Dari istri2 Rasul Allah, patut diketahui, lebih banyak
janda
yang usianya rata2 50 tahun saat dinikahi. Ada
Saudah
(65tahun), Zainab bin khuzaima (50thn), Ummu
Salamah
(62 thn), Ummu Habibah (47thn), Juwairiyah
(65tahun,
17anak), Shafiyyah (53tahun, 10 anak),
Maimunah
(63thn), Zainab binti Zahsyi (50thn), Hafshah
(35thn).
Nah, yang gadis hanya Aisyah dan Mariyah.
Pun
istri pertama Rasul Allah juga janda berusia 40
tahun,
Khadijah.
Kemampuan
saya membaca sejarah lemah, jadi mungkin
data2
saya salah--tolong diperbaiki jika ada yg tahu,
tapi
setidaknya, jelas sekali pesannya: keliru jika orang2
berpikir
Rasul Allah menikah karena alasan fisik, wajah,
atau
dorongan nafsu. Keliru sekali. Nah, jikalau memang
orang2
yang hendak mengikuti sunnah Rasul yakin
sekali
dia melakukannya karena bisa bersikap adil, tentu
akan
paham sejarah ini. Kita tidak bisa mengambil
sepotong
teladan, membuang sepotong yang lain.
Dan jelas, dia harus memiliki alasan yang kokoh ketika
Dan jelas, dia harus memiliki alasan yang kokoh ketika
memiliki
istri lebih dari satu. Apa alasannya, tentu
dikembalikan
masing2.
3.
Kebahagiaan keluarga
Mau
istrinya satu, istrinya empat, maka penting sekali,
sebuah
pernikahan bisa menjadi keluarga yang bahagia.
Penting
sekali istri bahagia, anak2 bisa dididik menjadi
anak2
yang saleh. Karena itulah poinnya berkeluarga,
bukan?
Memberikan ketenangan. Bukan sebaliknya,
tidak
memberikan manfaat, merusak atau jadi masalah.
Maka,
lagi2, yang berkeluargalah yang tahu bahagia
atau
tidak.
Silahkan
cek tiga hal ini. Jika terpenuhi, rasa2nya
bisalah
jadi tanda ybs berlaku adil. Well yeah, tidak ada
yang
bisa membatalkan peraturan laki-laki bisa punya
istri
hingga empat. Itu mutlak, ada dalam kitab suci.
Harus
dipatuhi oleh siapapun. Saya hanya berdoa,
semoga
masih ada contoh, teladan yang baik, karena
hanya
dengan itulah, kita bisa lebih mudah menjelaskan
hal
ini kepada banyak orang--terutama masyarakat hari
ini
jelas cenderung monogami.
Nah,
saya tahu, pasti ada yang tertarik menulis komen
"Apakah
bang tere akan poligami?" Jawabannya simpel,
saya
ini, bahkan perintah yang wajib saja hancur lebur,
shalat
masih kacau balau, puasa masih amburadul,
entah
kapan bisa sempurna. Belum lagi sunnah lain
yang
mendesak, tambah acak kadut. Setahu saya yang
ilmunya
terbatas, di mana-mana, kita mendahulukan
yang
wajib baru ngurus sunnah. Bukan sebaliknya,
ambil
yang sunnah, tinggalkan yang wajib, lakukan
yang
haram. Dan btw, satu lagi alasannya, saya yakin,
Rasul
Allah tidak akan marah, meski saya hanya punya
istri
satu, hanya menyayangi satu istri. Rasul Allah akan
lebih
marah kalau saya makan pakai tangan kiri, atau
berlaku
zalim kepada anak yatim, atau masuk kamar
mandi
pakai kaki kanan lebih dulu.
Mungkin
demikian.