Pages

Minggu, 04 Mei 2014

AKAR MASALAH IBADAH JADI LEMAH




Dari belasan akibat melakukan dosa yang dituliskan Imam Ibnul Qayyim al Jauziyah di dalam kitab "Al Fawaid", yang pertama sekali adalah "minimnya bimbingan dari Allah" (قلة التوفيق ).
Kalau kita urai, kira-kira akan didapatkan pengertian seperti ini:

1. Qillatul taufiq itu tidak adanya pikiran dan kemauan untuk melakukan kebaikan atau ketaatan kepada Allah.

2. Ada pikiran dan kemauan untuk melakukan keta'atan, tapi selalu ada-ada saja penyebab yang menghalangi, memalingkan, dan menjauhkan kita untuk melaksanakannya.

Mau bangun shalat tahajjud, ngantuk tidak tertahankan, letih luar biasa, selimut nyaman sekali.

Mau shalat subuh berjama'ah di mesjid; sakit perut, butuh berlama-lama di kamar mandi, akhirnya terlambat.

Mau adzkar shabah (dzikir); tiba-tiba ada telp dari teman, cerita beberapa menit, akhirnya lupa.

Mau tilawah; ingat pekerjaan yang mesti segera diselesaikan. Padahal sebenarnya tidak perlu segera waktu itu. Cuma perasaan dipermainkan syetan.

Mau ini mau itu ada saja masalah yang menghalangi, yang membuat kita tidak jadi melaksanakannya.

Sementara ada orang yang kita lihat jauh lebih sibuk dari kita, seabrek-abrek tugas harus ia lakukan, tapi shalat berjamaah di mesjid, tahajjud, adzkar pagi dan sore, tilawah 1 juz perhari, shalat sunat rawatib, shalat dhuha, puasa sunat, selalu dalam keadaan berwudhu', membiasakan dalam kondisi dzikir selalu, dll bisa ia lakukan dengan sempurna. Dalam kondisi sempit masih menyempatkan diri untuk bersedekah dan berbagi. Ditimpa kesedihan bibirnya masih tetap senyum merekah dengan alami, tanpa dipaksakan.

Sedangkan kita dengan segala kelapangan hidup masih merasa tidak punya waktu untuk melakukan itu.

Tidak ada cara keluar dari masalah ini selain kembali kepada Allah dengan memperbanyak istighfar dan bertaubat.


Oleh Zulfi Akmal
Al-Azhar Cairo