1.
SHIITAKE
(Lentinus edodes)
picture from phytobiotech |
Jamur ini dikenal juga dengan
nama jamur shii, shiang-gu, shiang-ku (cina atau korea) atau chinese black
mushroom. Sudah dikenal masyarakat cina, Jepang, dan Korea sebagai tanaman obat
sejak beribu tahun yang lalu.
Jamur yang biasa tumbuh dikayu
baik yang sudah lapuk maupun masih hidup ini kaya protein, lemak, karbohidrat,
mineral dan vitamin. Spora shiitake dikenal dapat meredakan efek serangan virus
influenza serta menghambat sel kanker. Enzim-enzim yang terkandung didalam
jamur dapat memproduksi asam amino tertentu yang mampu mengurangi kadar
kolesterol dan menurunkan tekanan darah.
Shiitake dapat menghambat
perbanyakan sel virus. Jamur yang bernilai ekonomi tinggi ini juga mengandung vitamin
B12 dan D2 yang tidak terdapat pada tanaman atau sayuran lain. Vitamin D2 dalam
shiitake bisa membangun tulang yang kuat, memperkuat janin dalam rahim.
Dengan pengurangan kadar
kolesterol, sirkulasi darah dapat diperbaiki, sehingga jamur ini dapat mencegah
penyakit jantung. Akibat positif lebih lanjut, berbagai penyakit yang
berhubungan dengan turunnya kadar kolesterol, seperti tekanan darah tinggi,
artherosklerosis, penyakit ginjal dan batu empedu juga dapat dicegah.
Vitamin B1 yang juga ada dalam shiitake
membantu tubuh dalam menjalankan metabolisme karbohidrat yang diperlukan untuk
pertumbuhan sehingga dapat mencegah beri-beri, pembesaran hati dan
kejang-kejang.
Vitamin B12 mengasimilasi asam
amino yang diperlukan untuk menghasilkan protein dan asam nukleat, hingga
efektif melawan diabetes dan anemia. Vitamin B12 pada jamur ini juga dapat
mencegah anemia dengan meningkatkan jumlah butir darah merah. Niasin yang juga
terdapat dalam shiitake berkhasiat menyembuhkan penyakit kulit, terutama
pellagra.
Kemampuan shiitake menurunkan
kolesterol sekaligus menurunkan pula kadar lemak berlebih hingga dapat
mengencangkan kulit. Lancarnya sirkulasi darah juga berefek memerahkan pipi
secara alami. Dengan melancarkan sirkulasi darah pada kulit kepala, shiitake menguatkan
dan memacu pertumbuhan rambut. Agar ada efeknya, orang dewasa harus memakan 3-4
jamur perhari. Shiitake mengandung lentinan yang berkhasiat meningkatkan sistem
kekebalan tubuh, sehingga mampu mencegah pertumbuhan tumor cikal bakal kanker.
Batu empedu yang terjadi dari kolesterol pun dapat dilarutkan oleh jamur ajaib
ini, sesuai dengan kemampuan pankreas
hingga bisa menyembuhkan diabetes.
Ada 2 tipe shiitake :
1.
Donko
: daging tebal, bentuk bundar, payung terbuka sebagian
2.
Koshin
: berdaging tipis dengan payung terbuka seluruhnya.
Kedua tipe ini berbeda khasiatnya.
Di cina dan jepang, donko lebih banyak digunakan karena dianggap lebih
berkhasiat. Mungkin karena donko payungnya hanya terbuka sebagian, sehingga
sebagian spora berkhasiat tetap tinggal didalam insangnya.
Shiitake bisa dimakan segar
sebagai salad, atau dikeringkan. Sebelum dikonsumsi, taruhlah shiitake kering
dalam mangkuk berisi air sebanyak 2 kali beratnya. Rendam selama 20 menit
sampai hampir seluruh air terserap. Jangan buang air yang tertinggal, sebab
kandungan shiitake yang bermanfaat telah larut dalam air tersebut. Shiitake
kering juga dapat diseduh sebagai teh dengan memasukkannya dalam air mendidih,
lalu rendam beberapa menit. Bila mendapat kesulitan, shiitake kering bisa
direndam dalam air hangat2 kuku semalaman, lalu cairannya diminum pada hari
berikutnya.
Ekstrak shiitake dibuat dengan
cara menaruh shiitake kering di dasar wadah email (jangan menggunakan wadah
logam). Tambahkan satu sendok teh shiitake kering yang telah ditumbuk halus.
Tuang air hangat dan biarkan beberapa saat sampai air setengah menguap, kira2
15 menit sampai 1 jam. Aduk saat masih panas, lalu taruh diwadah yang sesuai.
Ekstrak ini bisa diminum setiap hari pagi dan sore.
Efektifitas ekstrak ini lebih
bagus daripada shiitake yang dimakan segar maupun diminum, sebab pada yang
segar sporanya masih dilindungi cangkang. Sistem pencernaan manusia tidak bisa
menyerapnya, sehingga orang yang makan jamur segar tidak mendapat manfaat
maksimal dari spora2 yang berkhasiat itu. Bila diekstrak cangkang spora sudah
pecah, sehingga khasiatnya bisa lebih nyata.
Sudah beredar produk jamur ini
dalam kemasan botol berisi cairan. Dalam label disebutkan, khasiatnya
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit ganas misalnya tumor dan leukemia
juga penyakit kronis seperti diabetes, darah tinggi, radang hati, ginjal dan
rematik.
MAITAKE (Grifola frondosa)
picture from medicalmushrooms.net |
Disebut juga jamur menari atau
kumotake (jamur awan) atau umum pula disebut sebagai jamur kupu2 menari.
Jamur ini sudah mulai diperkenalkan
sebagai salah satu jenis jamur yang berpotensi mengobati kanker dan HIV/AIDS.
Hal ini terungkap dalam salah satu seminar yang dibawakan oleh Prof.Dr.Iwan T.
Budiharso dari pusat penelitian penyakit tidak menular, balitbang Depkes.
Materi yang diajukan dalam seminar tersebut mengacu pada hasil penelitian
terhadap jamur maitake di National Cancer Institute dan AIDS Research Institute
di Jepang. Penelitian itu antara lain menyebutkan, ekstrak jamur ini diketahuin
dapat menghambat pertumbuhan virus HIV penyebab AIDS, dan juga kanker. Maitake
juga dapat meningktkan aktifitas sel T-helper (CD4) karena jumlah kematian sel
CD4 merupakan indikator utama yang menentukan dalam perkembangan penderita
AIDS. Bahkan menurut hasil penelitian Prof. Hiroaki Nanba pada konfrensi AIDS
Internasional ke 8 di Amsterdam tahun 1992, ekstrak jamur ini sangat efektif
menghambat perkembangan virus HIV, dan hasil yang sama juga diperoleh para
peneliti virus ini di National Cancer Institute, AS.
Seperti halnya shiitake,
maitake juga merupakan jamur kayu yang tumbuh liar pada kayu lapuk dihutan yang
lembab dan bersuhu rendah. Manfaatnya sebagai obat sudah teruji dan diterima
oleh FDA ( Food and Drugs Administration
) di AS. Maitake dijual dalam bentuk segar, kering, pil bahkan kapsul.
MANNETAKE (Ganoderma
lucidum)
picture from tcpermaculture
Jamur mannetake atau reishi
(jepang) dipercaya oleh masyarakat jepang sebagai jamur 10.000 tahun atau jamur
kehidupan karena dapat memperpanjang umur. Ia dikenal pula dengan nama
ling-zhi, ling-chi, ling-chic, ling-se, atau jamur pohon kehidupan (cina).
Khasiatnya sebagai obat sudah
dikenal sejak ribuan tahun lalu. Bahkan masyarakat pedesaan Jepang mengenal
jamur ini dengan nama saiwai-take atau jamur yang membawa keberuntungan bagi
pemakannya.
Mannetake berbeda dengan jamur
shiitake atau maitake yang dapat langsung dimakan. Jamur ini hanya berguna
sebagai ramuan obat. Sejak beberapa abad lalu, jamur mannetake atau ling-zhi
menempati urutan teratas sebagai jenis jamur berkhasiat obat, terutama untuk
penyakit berbahaya seperti kanker dan leukemia. Dari catatan lama tentang obat2
tradisi bangsa cina, indian (suku maya) sampai ke penduduk di banyak negara
baik dibenua asia atau pun afrika, jamur ini ternyata telah memiliki sejarah
panjang sebagai bahan obat yang mujarab. Misalnya, pada daftar obat-obat
tradisi bangsa arab, kehadiran serbuk jamur ini sebagai “obat kuat” dan obat
pencegah penyakit berbahaya, sudah termuat.
Ramuan “obat” berbentuk bahan
sup juga banyak dijual dibeberapa toko obat didaratan cina dengan nama “sup
kaisar dengan 1000 selir”.
Sedang oleh masyarakat himalaya
yang berdiam didataran tinggi sekitar pegunungan himalaya, ramuan jamur ini
dijadikan penangkal penyakit “daerah ketinggian” yang kandungan oksigennya
menipis. Oleh suku indian maya ramuan ini dicampur bersama minuman untuk
mencegah penyakit yang umum datang bersama pergantian musim.
Bahkan oleh
National Institute of Cancer di AS, ekstrak jamur ini direkomendasikan sangat
efektif untuk menghambat atau membunuh virus HIV penyebab AIDS.
Trubus 327-TH XXVIII