gambar
Maha Suci Allah yang selalu mempertemukanku dengan orang2 yang memberi hikmah... Turun dari angkot Ciroyom-Bumi Asri kulanjutkan perjalanan dengan angkot Elang Gedebage dari bunderan Cibeureum. Angkot masih kosong, Pengemudi tua, umurnya pasti lebih dari 70 tahun, tersenyum, dan langsung menjalankan kendaraannya...pelan, tidak tergesa... dengan pantofel hitam berkaus kaki...rapi...
Tiba di jalan Pasirkoja seorang anak kecil naik...
Dan tidak jauh kemudian angkot berhenti. Sesorang dari luar memberikan
sebotol air minum kemasan. Angkot melaju lagi, bapak tua sopir tadi
memasukan botol minuman tadi ke laci di dashboard... "air ini enggak saya minum, Neng. Haram....kenapa haram? karena bukan dari hasil jual beli atas kesepakatan...tapi
pemaksaan. Filosopi jual beli adalah si pembeli membutuhkan, dan
penjual memiliki barang yang kita butuhkan. Ini, saya tidak butuh,
karena saya bawa minum dari rumah...ini namanya jual paksa... tapi yaaa
bapak mah ikhlas aja, karena rejeki bapa sudah diatur oleh Allah...tidak
akan berkurang karena itu..." Aku rada melongo....dan mengangguk2....
Jalan hampir melewati prempatan Kebon Kelapa, anak kecil tadi turun dan
hanya memberikan mungkin 2 kepingan lima ratus rupiah...pak sopir
langsung menerima dan tidak berupaya untuk menagih kekurangannya... "dasar anak-anak, dimaklum ya pak..." kataku kepada pak sopir.... "anak itu enggak salah neng... namanya anak-anak tergantung bagaimana ajaran orangtuanya...gak apa-apa...kan rejeki bapak mah sudah diatur oleh Allah".... hmmmmm speechless...ngangguk-ngangguk lagi...
"bapak umur berapa? koq masih nyopir angkot? enggak capek pak?" jawabnya " umur bapak 72, Neng" terus bapak itu mengeluarkan dompet, dan memperlihatkan KTP dan Kartu Pensiunan...namanya Yusuf Supriyatna, kelahiran 1943, pensiunan TNI Angkatan Darat...."Alhamdulillaah,
selalu dikasih sehat oleh Allah, namanya kerja ngeluarin tenaga pasti
fisik mah capek, tapi sepanjang kita ikhlas insyaallah sehat
terus...namanya
ikhtiar kita harus sabar dan ikhlas...dan yang utamanya adalah harus
yakin kepada Allah...kalo kita tidak yakin, percuma...pasti yang kita dapat hanya capek...dan jangan lupa ngado'a..." Ngangguk2 lagi aja... "kenapa harus berdo'a, karena Allah sudah menjanjikan..."ud'uni astajib lakum, Qur'an Surat Al Mukmin ayat 60...berdo'alah kamu kepada-Ku, niscaya akan Ku-kabulkan"....
"berbekal ayat itu kita harus yakin...tapi juga harus sabar, karena kita tidak pernah tau kapan Allah akan mengabulkan...bisa
langsung saat itu juga, bisa ditunda beberapa saat dan ada juga yang
ditunda sampai di akhirat nanti....kita tidak pernah tau, itu mah hak
prerogatif Allah...kewajiban kita hanya ikhtiar, berdo'a, sabar dan ikhlas, dan jangan lupa bersyukur ketika sudah dikabulkan..." hmmmm...
"jadi, ngaji itu jangan hanya sekedar membaca tulisan arab, atau
membaca tafsirnya saja...tapi juga harus dicari hikmahnya, diyakini
dalam hati dan diterapkan di kehidupan nyata..."
"bapak tidak pernah merasakan kesusahan hidup, Neng...kuncinya sholat lima waktu jangan ditinggalkan...dan
kalau kita ada permintaan sama Allah, minta lah sehabis sholat, sehabis
tahajjud, dan lakukan sholat hajat...moal henteu, pasti di ijabah oleh
Allah..."
"ada waktu-waktu yang diistimewakan oleh Allah kapan berdo'a akan diijabah....ada juga tempat-tempat yang diistimewakan oleh Allah, ada bilangan2, ada bacaan-bacaan...itu
betul Neng, contoh kecil aja, ubi Cilembu, hanya bisa ditanam dan
dipanen sesuai hasilnya hanya yg ditanam di Cilembu, coba ditanam di
tempat lain, tidak sama hasilnya...itu karena Allah memberikan
keistimewaan kpd tanah di Cilembu....eta mah anging Alloh nu uninga,
urang mah tinggal ngalakonan....."
sambil ngobrol, beberapa penumpang turun naik, dan tidak sekalipun si bapak mengecek ongkosnya sesuai atau tidak...langsung dimasukkan ke kantong uang yang disimpan di bawah tempat duduknya... tidak sekalipun juga bapak itu ngetem atau bahkan menyalip angkot di depannya..."rejeki
bapak mah moal kamana, Neng, sudah ditetapkan oleh Allah, tidak akan
bertambah kalau bapak ngebut dan nyalip-nyalip angkot lain juga... dan
tidak akan berkurang kalaupun disalip orang lain...." hmmmmm....
Seorang nenek turun di jl Srimahi dengan kondisi mobil agak mepet ke
tepi sehingga tangan si penumpang hanya sedikit nyembul di kaca...dengan
susah payah bapak sopir tua mengulurkan tangan kanannya menerima ongkos
dari si nenek... "nah...hal kecil seperti ini juga mempengaruhi
keberkahan rejeki kita...Allah sudah memberikan rejeki ke bapak dari
ongkos penumpang, bapak akan bersusah payah mengulurkan tangan kanan,
sebab apa? Allah sudah ngasih rejeki masa kita terimanya pake tangan
kiri, gimana mau berkah?..." hmmmmm.....
"bapak putra sabaraha sareng dimarana?".. "tilu neng, sadayana guru SMP, nu hiji di Cianjur, nu hiji di Banjaran, nu hiji di Soreang....semuanya sudah berkeluarga...anak soteh ketika mereka belum menikah...kitara na mah anak teh asuheun, atikeun, kawinkeuneun...sesudah
mereka menikah mah mereka punya tanggung jawab sendiri sebagai suami,
istri sekaligus sebagai orang tua baru...bapak sudah melepaskan tanggung
jawab atas mereka, kenapa sebagai pensiunan masih mau nyari nafkah,
padahal gaduh pangsiunan? karena pangsiunan mah sanes nafkah, itu mah
hak bapak yang dulu disisihkan dan baru dibayarkan sesudah kita
pensiun....bapak masih punya istri yang harus bapak nafkahi...jadi bapak masih ngangkot...tapi
seminggu hanya dua kali, selebihnya bapak serahkan ke yang lain dengan
syarat dia tidak meninggalkan sholat... dari setoran yang dia setor ku
bapak dikembalikan lagi, tergantung banyaknya waktu sholat yg dia
lewati...kalau tiga kali ya bapak kembalikan 30 ribu...kalau dia pake
angkotnya full, bapak kembalikan lima puluh ribu...emutan bapa, kalau
dia mau sholat pasti enggak narik penumpang dulu, anggap aja waktu yang
terpakai sholat rata-rata membuat 3-4 orang penumpang teu katarik...jadi
uang yg mungkin harusnya dia terima bapak kembalikan itung-itung
sedekah, dengan begitu sopir tetep untung, sholatnya tetep jalan, dia
betah pakai mobil kita, mobil kita dirawat....untungna ngalipet-lipet..."
"bapak yakin dia sholat?"
"kedah husnudzon, Neng... dan kedah yakin....alhamdulillaah, yang pake mobil bapak enggak ganti-ganti....masih orang yang sama, mobil bapak butut-butut oge alhamdulillah tara ngadat"
hmmmmm....
sejatinya, kalau aku masih jauh ke tempat tujuan....pastilah masih banyak obrolan yang sarat dengan nilai-nilai....
begitu turun terselip do'a semoga pak Yusuf Supriyatna dan orang-orang
yang gigih mencari nafkah selalu mendapat barokah-Nya... Aamiiiin
Meirna Nurdini Thomas
| | | | |