Nama ilmiah : Hedyotis corymbosa .
familia: Rubiaceae (kopi-kopian)
Nama daerah : rumput siku-siku, bunga telor belungkas, rumput mutiara, katepan, urek urek polo, pengka.
Rumput mutiara tumbuh liar bersama rerumputan lainnya. Tampak subur pada tanah lembab di sisi jalan. Pinggir selokan, lapangan rumput yang agak terlindung seperti kuburan dan tempat-tempat lainnya.
Terna tumbuh rindang berserak dan banyak percabangan. Agak lemah, batang bersegi tinggi 15-50 cm. Daun letak berhadapan bersilang, tangkai daun pendek/hampir duduk, ujung runcing tepi rata, tulang daun satu ditengah, panjang daun 2-5 cm.
Bunganya bunga majemuk,2-5 , keluar dari ketiak daun, bentuk seperti payung berwarna putih, tangkai bunga kaku, panjang 5-10mm. buah bulat, ujung pecah2.
Khasiat :
Rasa manis sedikit pahit, lembut,netral, agak dingin. Mempunyai khasiat menghilangkan panas dan racun. Anti radang, diuretic (peluruh kencing) menyembuhkan bisul dan melancarkan peredaran darah. Mempunyai khasiat yang sama dengan Hedyotis diffusa ( rumput lidah ular)
Bagian yang dipakai :
Seluruh tanaman segar atau dikeringkan. Dosis pemakaian 15-60 gr, digodok, diminum. Beberapa orang merasakan mulut kering setelah pemakaian selama 10 hari. Suntikan dalam dosis tinggi menyebabkan penurunan sel darah putih yang ringan dan kembali normal setelah 3-5 hari obat dihentikan.
Kegunaan :
Herba ini mempunyai khasiat anti kanker yang digunakan pada lymposa rcoma, kanker lambung, kanker bibir rahim (ca.cervix), kanker payudara, rectum, fibrosa rcoma dan kanker nasopharynkx
Khasiat anti radang digunakan untuk pengobatan pada radang tenggorok, radang saluran napas, radang paru, radang kelenjar ludah(gondongan),radang usus buntu, radang panggul sampai infeksi saluran kemih, hepatitis dan cholecystitis di samping untuk pengobatan bisul dan borok.
Pemakaian luar berguna untuk memar, koreng, gigitan ular, tersiram air panas, tulang patah dan terkilir.
Caranya: herba segar dilimatkan lalu dibubuhkan ke tempat yang sakit atau herba segar secukupnya digodok,airnya untuk cuci.
Untuk kanker, 30-60gr digodok, minum. Ditambahkan pada pengobatan convensional, yaitu dengan obat-obat anti neoplastik yang cara pemberiannya dapat diberikan secara bersama-sama atau berseling.
oleh : Hembing Wijayakusuma
sumber: media indonesia '1992