Pages

Rabu, 17 Juli 2013

DAUN HIA ,Tanaman obat anti kanker




Nama ilmiah : Artemisia argyi levl.et.Vant.
Familia : Compositae
Nama daerah : baru cina, brobos kebo,daun sudamala, daun manis.


     

Tanaman yg asalnya dari cina ini biasanya ditanam dipekarangan sebagai tanaman obat, dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 3000m diatas permukaan laut. Daun hia termasuk terna menahun, yg tingginya dapat mencapai 1m. Batangnya setengah berkayu, beralur dan berambut, banyak bercabang, sangat menyukai tanah yg cukup lembab dan kaya humus. 

picture from here


Daunnya berbentuk bulat telur dengan tepi berbagi menjari, ujung meruncing, kedua permukaan daun berambut halus, warnanya hijau dan bila diremas baunya tajam. 

Bunganya bunga majem yg keluar dari ujung tangkai atau ketiak daun, tersusun dalam rangkaian berbentuk malai, warnanya kuning muda.

Tanaman yg tumbuh liar dihutan dinamakan Artemisia vulgaris


Khasiat :
Rasanya pahit, sifatnya pedas dan hangat, mempunyai khasiat sebagai penghilang rasa sakit, menghilangkan dingin, penghenti pendarahan, melancarkan darah, mencegah keguguran dan mengatur menstruasi.

Bagian yg dipakai : daun atau seluruh tanaman.

Kegunaan :
Sebagai anti kanker, digunakan untuk pengobatan kanker lambung dan pembesaran kelenjar payudara. Herba ini menghambat pertumbuhan hela cell.

Selain untuk pengobatan kanker, digunakan juga untuk pengobatan berbagai macam penyakit seperti hepatitis, radang prostat, radang saluran pernapasan, haid tidak teratur atau nyeri bila menstruasi dan penyakit2 alergi. Di beberapa negara digunakan sebagai aphrodisiak, diare dan beberapa penyakit perdarahan seperti muntah darah, mimisan dan pendarahan usus atau susah punya anak jg dapat menggunakan tanaman obat ini.

Caranya : 10-30gr daun hia setelah dicuci bersih digodok, minum. Untuk pemekaian luar, daun dilumatkan dan dipakai untuk menurap penyakit kulit seperti eczema, bisul, kutil, dan gatal-gatal.

Sebagai moxa digunakan untuk memanaskan titik akupuntur sehingga menyembuhkan gangguan lambung, nyeri persendian, dan beberapa penyakit lainnya.




Oleh : H.M Hembing Wijayakusuma, Setiawan Dalimartha, A.S wirian, Thomas Yaputra, Bambang Wibowo