Ibumu
(yang selama sembilan bulan) mengandungmu dalam keadaan lemah, dan semakin
bertambah kelemahannya, dengan kesakitan yang selalu dialaminya, semakin engkau
tumbuh maka semakin terasa berat yang dirasakannya dan semakin lemah tubuhnya.
Kemudian tatkala akan melahirkanmu ia mempertaruhkan
nyawanya dengan sakit yang luar biasa, ia melihat kematian dihadapannya namun
ia tetap tegar demi engkau. Tatkala engkau lahir dan berada di sisinya maka hilanglah
semua rasa sakit itu, ia memandangmu dengan penuh kasih sayang, ia meletakkan
segala harapannya kepadamu. Kemudian ia bersegera sibuk mengurusmu siang dan
malam dengan sebaik-baiknya dipangkuannya, makananmu adalah susunya, rumahmu adalah
pangkuannya, kendaraanmu adalah kedua tangannya.
Ia
rela untuk lapar demi mengenyangkanmu, ia rela untuk tidak tidur demi
menidurkanmu, ia mendahulukan kesenanganmu di atas kesenangannya. Ia sangat
sayang kepadamu, sangat mengasihimu. Engkau menganggapnya adalah segalanya jika
ia berada di sisimu, jika ia tidak berada di sisimu maka hanya ialah yang
engkau panggil- panggil namanya, engkau tidak akan tenang dan berhenti dari
tangismu hingga engkau melihatnya, jika mendapati hal yang tidak engkau sukai
maka engkau segera melaporkan kepadanya dan meminta pertolongannya, engkau menganggap
seluruh kebaikan berada padanya, dan engkau menyangka jika ia telah memelukmu di
dadanya atau jika engkau tahu bahwa ia sedang mengawasimu maka tidak akan ada
kejelekan yang bisa menimpamu. Hatinya selalu sibuk memikirkanmu, ia menjadikan
Robb-mu sebagai penjagamu dan pemeliharamu, ia merasakan bahwasanya engkau
adalah belahan jiwanya, oleh karena itu seluruh harapannya ia letakkan kepadamu
dan kehidupannya adalah demi keberhasilanmu.
Adapun
ayahmu… ia bekerja dan berusaha dengan susah payah karenamu, ia mencegahmu dari
kesulitan hidup sebisa mungkin, berulang- ulang ia pergi jauh demi menafkahimu,
ia keluar di pagi hari dan kembali di petang hari demi engkau. Demikianlah
kedua orangtuamu menghadapi keletihan dan susah payah demi engkau, namun kecintaan
mereka kepadamu telah tertanam di dalam hati mereka, mereka berusaha semampu mereka
sekuat mereka untuk membahagiakanmu, engkaulah penyejuk mata mereka, engkaulah
buah hati mereka, engkaulah harapan masa depan mereka. Mereka tidak tanggung-tanggung
mengeluarkan uang yang telah susah payah mereka dapatkan untuk mengobatimu jika
engkau sakit, dan mereka rela mengeluarkan harta mereka jika engkau yang meminta
demi untuk menyenangkanmu, engkau hidup dan tumbuh di bawah naungan mereka dan
bimbingan mereka.
(Nasehat
Syaikh Abdul Muhsin Al-Qosim, dari khutbah jum'at yang disampaikan oleh beliau
di Mesjid Nabawi)
By:
Ust. Firanda
Muslim.Or.Id